DOWNLOAD BUKU

Muslimah Memaknai Ramadan

Judul : Muslimah Memaknai Ramadan

Penulis : Muhammad Nur Faqih

Hlm : 71 Halaman

Unduh : Di sini

Risalah kecil ini sejatinya adalah bahan kajian yang kami sampaikan di acara yang diselenggarakan oleh Majelis Ta’lim Khadijah dan Ibu-Ibu Muslimah IIKSMI. Kemudian kami lengkapi ketika istri menyampaikan kajian bertema sama di Muslimah Khansa Community. Dengan izin Allah bisa selesai dan tentu saja banyak kurang di beberapa bagian.

Di antara kekurangan yang mencolok adalah ketiadaan halaman dan daftar isi. Karena qadarullah kami kehilangan data asli dari tulisan ini. Namun semoga tidak mengurangi sedikit manfaat yang bisa dipetik.

Kami sengaja terburu menerbitkan agar kebaikan ini tetap tersebar di detik-detik perpisahan dengan bulan Ramadan. Semoga amalan yang sederhana dan banyak kurang ini menjadi tambahan timbangan kebaikan kami dan penggugur dosa kami.

Dan semoga Allah memberkahi pembaca semua.

Aamiin

DOWNLOAD BUKU

Panduan Ringkas Salat, Puasa, dan Iktikaf

Segala pujian hanya milik Allah. Salawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau. amma ba’du

Ini merupakan terjemah dari karya Syekh Abdul Aziz ath Tharify hafidzahullahu yang bertajuk Al Muujaz fii Sifat Shalatin Nabiyyi shallallahu ‘alaihi wasallama wa shiyaamihi waqiyaamihi wa’tikafihi. Meskipun ringkas, karya ini sarat akan faedah dan pengetahuan baru.

Semoga Allah mengampuni penerjemah atas keterbatasannya dalam mengalihbahasakan dan memberikan ganjaran kebaikan kepada penulis atas karyanya.

DOWNLOAD BUKU

Kumpulan Faidah Tentang Kesabaran (Kumpulan Ayat dan Faidahnya)

Beberapa waktu lalu sedikit buka-buka karya Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin yang berjudul :

فوائد التقوى من القران الكريم

Beliau berinisiatif mengumpulkan ayat-ayat yang berisi penjelasan tentang keutamaan bertakwa. Maka saya ingin berbuat serupa, meski dengan kemampuan yang jauh berbeda.

Risalah singkat ini berisi sekelumit faidah-faidah kesabaran, yang saya kemas dari ayat-ayat Al Qur’an dan penjelasan Tafsir al Sa’diy.

Bagi para guru, dipersilahkan kritik habis-habisan di japri. Jendela hati kami siap menerima kritikan dan celaan dari para alim.

Semoga Allah memberikan manfaat untuk kami dan para penuntut ilmu lain.

link download : bit.ly/fwaaidshabr

Uncategorized

POIN-POIN KESEPAKATAN AHLUSSUNNAH 6-10

Kemudian penulis melanjutkan :

Kesepakatan Keenam

Seluruh kaum muslimin sepakat bahwa Allah adalah satu-satunya sesembahan yang berhak dan wajib disembah dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Maka segala sesuatu yang diibadahi selain Allah adalah batil dan termasuk kelaliman yang nyata. Allah ta’ala berfirman :

ذَٰلِكَ بِأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْحَقُّ وَأَنَّ مَا يَدْعُونَ مِن دُونِهِ هُوَ الْبَاطِلُ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ الْعَلِيُّ الْكَبِيرُ

Yang demikian itu, adalah karena sesungguhnya Allah (kuasa) memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan bahwasanya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.

(Al Hajj : 61)

Kesepakatan Ketujuh

Orang-orang Islam sepakat bahwa doa adalah termasuk ibadah. Doa merupakan hal Allah yang tatkala seorang melakukannya harus diiringi dengan keikhlasan dan tidak diperbolehkan untuk diperuntukkan kepada selain-Nya.

Kesepakatan Kedelapan

Kaum muslimin sepakat bahwa meminta kepada orang yang telah mati atau berziarah ke kuburan para nabi atau orang shalih sekedar untuk meminta kebutuhan kepada mereka, atau bersumpah atas nama mereka, atau meyakini bahwa ibadah di kuburan mereka lebih utama dibandingkan di masjid atau rumah, maka orang-orang yang melakukan ini telah jatuh ke dalam kesesatan, kesyirikan, dan kebid’ahan.

Kesepakatan Kesembilan

Semua kaum muslimin sepakat bahwa meminta kepada mayit baik nabi atau selainnya adalah terlarang dan merupakan kesyirikan.

Kesepakatan Kesepuluh

Para ulama sepakat bahwa meminta kepada orang yang masih hidup namun tidak ada di hadapan kita, adalah bentuk kesyirikan yang mengeluarkan pelakunya dari Islam.

Uncategorized

POIN-POIN KESEPAKATAN AHLUSSUNNAH 1-5

Syaikh Walid bin Rasyid bin Abdul Aziz As Suaidan hafidzahullahu mengungkapkan dalam kitab Tamaam al minnah fiima ittafaqa ‘alaihi ahlussunnah :

Kesepakatan Pertama

Ahlussunnah sepakat bahwa tauhid yang dengannya para Rasul diutus dan kitab-kitab diturunkan adalah Tauhid Uluhiyah. Yaitu persaksian bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang berhak dan wajib disembah dan tiada sekutu bagi-Nya, serta mengingkari seluruh sesembahan selain-Nya.

Tauhid yang Allah sebutkan dalam Al Qur’an dan kitab sebelum Al Qur’an serta disepakati seluruh ulama kaum muslimin sejak zaman dahulu kala adalah manifestasi dari kalimat syahadat. Bahkan tauhid ini merupakan inti ajaran para nabi, seluruh dakwah mereka akan dimulai dengan ajakan mentauhidkan Allah. Sebagaimana firman Allah ta’ala :

{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”

(An Nahl : 36)

Allah azza wajalla juga berfirman :

{وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ}

Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.

(Al Anbiya’ : 25)

{وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رُّسُلِنَا أَجَعَلْنَا مِن دُونِ الرَّحْمَٰنِ آلِهَةً يُعْبَدُونَ}

Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu: “Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?”

(Az Zukhruf : 45)

Tauhid inilah yang menjadi poros utama ajaran dalam Al Qur’an, yang kepadanya seluruh ajaran syariat ini bermuara dan dengan tujuan itu Allah ciptakan jin dan manusia.

Kesepakatan Kedua

Kaum muslimin sepakat bahwa inti ajaran para nabi itu memerintahkan tauhid dan melarang kesyirikan. Dengan kata lain, agama mereka satu yaitu Islam. Akan tetapi berbeda dari sisi syariatnya.

Hal ini bisa dilihat dari apa yang Allah firmankan tentang nabi-nabi-Nya, misal Nuh alaihissalam yang dikabarkan :

{لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ}

Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya”. Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).”

(Al A’raaf : 59)

Allah pun memberitakan tentang Nabi Hud alaihissalam :

وَإِلَىٰ عَادٍ أَخَاهُمْ هُودًا ۗ قَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ ۚ أَفَلَا تَتَّقُونَ}

Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum ‘Aad saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain dari-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?

(Al A’raaf : 65)

Allah juga mengabarkan perihal Nabi Shalih alaihissalam dan nabi-nabi lainnya dengan konten perintah yang sama.

Hal ini diberitakan pula oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallama dalam sebuah hadits :

نحن معاشر الأنبياء من علات ديننا واحد وشرائعنا مختلفة

“Kami para nabi adalah bersaudara, meski dari ibu yang berbeda, akan tetapi agama kami satu dan syariat kami berbeda-beda.”

Allah azza wajalla berfirman :

{…لِكُلٍّ جَعَلْنَا مِنكُمْ شِرْعَةً وَمِنْهَاجًا ۚ …}

“..Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang..”

(Al Maidah : 48)

Kesepakatan Ketiga

Semua sepakat bahwa ibadah hanya patut dan wajib diperuntukkan kepada Allah azza wajalla dan tidak diperkenankan untuk mempersembahkan ibadah kepada malaikat, nabi, orang shalih, terlebih kepada selain mereka.

Kesepakatan Keempat

Semua kaum muslimin sepakat bahwa Allah subhanahu wata’ala menciptakan jin dan manusia agar mereka beribadah kepada Allah semata. Sebagaimana Allah firmankan :

{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ}

Dan tidaklah Kami (Allah) ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”

(Adz Dzariyat : 56)

Allah juga berfirman :

{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ}

Wahai sekalian manusia, sembahlah Rabb kalian yaitu Allah yaitu Dzat yang menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian supaya kalian menjadi orang yang bertakwa.”

(Al Baqarah : 21)

Kesepakatan Kelima

Kaum muslimin sepakat bahwa segala sesuatu yang dipersembahkan kepada selain Allah adalah perbuatan syirik dan tertolak.