Syaikh Walid bin Rasyid bin Abdul Aziz As Suaidan hafidzahullahu mengungkapkan dalam kitab Tamaam al minnah fiima ittafaqa ‘alaihi ahlussunnah :
Kesepakatan Pertama
Ahlussunnah sepakat bahwa tauhid yang dengannya para Rasul diutus dan kitab-kitab diturunkan adalah Tauhid Uluhiyah. Yaitu persaksian bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang berhak dan wajib disembah dan tiada sekutu bagi-Nya, serta mengingkari seluruh sesembahan selain-Nya.
Tauhid yang Allah sebutkan dalam Al Qur’an dan kitab sebelum Al Qur’an serta disepakati seluruh ulama kaum muslimin sejak zaman dahulu kala adalah manifestasi dari kalimat syahadat. Bahkan tauhid ini merupakan inti ajaran para nabi, seluruh dakwah mereka akan dimulai dengan ajakan mentauhidkan Allah. Sebagaimana firman Allah ta’ala :
{وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ
“Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu””
(An Nahl : 36)
Allah azza wajalla juga berfirman :
{وَمَا أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلَّا نُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لَا إِلَٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدُونِ}
“Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”.”
(Al Anbiya’ : 25)
{وَاسْأَلْ مَنْ أَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رُّسُلِنَا أَجَعَلْنَا مِن دُونِ الرَّحْمَٰنِ آلِهَةً يُعْبَدُونَ}
“Dan tanyakanlah kepada rasul-rasul Kami yang telah Kami utus sebelum kamu: “Adakah Kami menentukan tuhan-tuhan untuk disembah selain Allah Yang Maha Pemurah?””
(Az Zukhruf : 45)
Tauhid inilah yang menjadi poros utama ajaran dalam Al Qur’an, yang kepadanya seluruh ajaran syariat ini bermuara dan dengan tujuan itu Allah ciptakan jin dan manusia.
Kesepakatan Kedua
Kaum muslimin sepakat bahwa inti ajaran para nabi itu memerintahkan tauhid dan melarang kesyirikan. Dengan kata lain, agama mereka satu yaitu Islam. Akan tetapi berbeda dari sisi syariatnya.
Hal ini bisa dilihat dari apa yang Allah firmankan tentang nabi-nabi-Nya, misal Nuh alaihissalam yang dikabarkan :
{لَقَدْ أَرْسَلْنَا نُوحًا إِلَىٰ قَوْمِهِ فَقَالَ يَا قَوْمِ اعْبُدُوا اللَّهَ مَا لَكُم مِّنْ إِلَٰهٍ غَيْرُهُ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ}
Kesepakatan Keempat
Semua kaum muslimin sepakat bahwa Allah subhanahu wata’ala menciptakan jin dan manusia agar mereka beribadah kepada Allah semata. Sebagaimana Allah firmankan :
{وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ}
“Dan tidaklah Kami (Allah) ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
(Adz Dzariyat : 56)
Allah juga berfirman :
{يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ}
“Wahai sekalian manusia, sembahlah Rabb kalian yaitu Allah yaitu Dzat yang menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian supaya kalian menjadi orang yang bertakwa.”
(Al Baqarah : 21)
Kesepakatan Kelima
Kaum muslimin sepakat bahwa segala sesuatu yang dipersembahkan kepada selain Allah adalah perbuatan syirik dan tertolak.